Riwayat kontrol versi

Seperti yang Anda ketahui sekarang, kontrol versi adalah sistem yang mencatat perubahan pada file atau sekumpulan file dari waktu ke waktu sehingga Anda dapat mengakses versi tertentu di kemudian hari. Dalam pengembangan perangkat lunak, Sistem Kontrol Versi (VCS) memungkinkan pengembang untuk mengelola perubahan pada kode mereka dan melacak siapa yang membuat setiap perubahan. Tetapi bagaimana perangkat lunak ini muncul?

Kontrol Versi memiliki sejarah panjang sejak tahun 1980-an. Bahkan, sistem kontrol versi telah dibuat sebelum adanya Internet!

Salah satu Sistem Kontrol Versi pertama yang signifikan adalah Sistem Versi Konkuren (CVS). Sistem ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1986 oleh Walter F. Tichy di Universitas Purdue dan dirilis untuk umum pada tahun 1990.

CVS menyimpan informasi tentang setiap file dalam struktur folder, termasuk nama file, lokasinya dalam struktur folder, siapa yang terakhir mengubahnya, dan kapan terakhir diubah. CVS juga menyimpan informasi tentang folder, termasuk nama dan siapa yang membuatnya.

CVS sangat populer selama bertahun-tahun; namun, CVS memiliki beberapa kekurangan yang signifikan dalam desainnya. CVS tidak menyertakan pemeriksaan integritas yang berarti data Anda bisa rusak. Ketika Anda memperbarui atau mengirimkan perubahan ke sistem, jika terjadi kesalahan, sistem menerima file yang sebagian atau rusak. Selain itu, sistem ini dirancang terutama untuk file teks, bukan file biner seperti gambar atau video.

Penerus utama CVS adalah Subversion (SVN).

CollabNet mengembangkan Subversion pada tahun 2000 dan memecahkan banyak masalah yang ada di CVS. Untuk memastikan integritas data, ia menyertakan pemeriksaan integritas dalam desainnya. Subversion juga mendukung pembuatan versi berkas biner yang lebih baik daripada CVS. Berkat perbaikan ini, SVN menjadi populer di komunitas sumber terbuka dengan hosting gratis yang ditawarkan untuk proyek-proyek sumber terbuka oleh Google dan SourceForge.

Namun, Subversion menggunakan model VCS terpusat. Ini berarti bahwa semua operasi harus dilakukan menggunakan server terpusat. Jika server mati atau lambat, hal ini akan menghambat pengembangan.

Pada tahun 2005, dua proyek baru dimulai untuk mengembangkan sistem kontrol versi terdistribusi; Mercurial dan Git. Kedua proyek ini dibuat sebagai tanggapan atas peristiwa yang melibatkan pengembangan kernel Linux.

Sebelumnya, kernel Linux menggunakan VCS berpemilik yang dikenal sebagai BitKeeper. BitKeeper adalah salah satu sistem kontrol versi terdistribusi pertama yang awalnya dirilis pada tahun 2000. BitKeeper pada awalnya memberikan lisensi gratis kepada Linus Torvalds untuk mendukung pengembangan Linux. Namun, pada tahun 2005, lisensi tersebut dicabut. Kontroversi ini menyebabkan terciptanya proyek Mercurial dan Git.

Mercurial dikembangkan oleh Olivia Mackall. Ini dikembangkan sebagai VCS terdistribusi berkinerja tinggi. Banyak platform yang menawarkan hosting Subversion mulai menawarkan hosting Mercurial juga. Ini menjadi populer karena pengguna Subversion merasa mudah untuk beralih ke repositori Mercurial, berkat penyedia hosting dan kurva pembelajarannya yang kecil.

Git dikembangkan oleh Linus Torvalds untuk menghosting kode sumber kernel Linux. Seperti Mercurial, Git adalah VCS terdistribusi. Rilis publik pertamanya datang pada tahun 2007.

Git menjadi populer di komunitas sumber terbuka karena desain VCS terdistribusi dan Github yang menawarkan hosting Git gratis untuk proyek-proyek sumber terbuka. Sejak saat itu, Git menjadi sistem kontrol versi yang dipilih untuk banyak proyek perangkat lunak sumber terbuka dan berpemilik.